Postingan

ULASAN FILM "THE SHAPE OF WATER"

Gambar
BEAUTY AND THE BEAST ERA NOW vid.alarabiya.net Dia jatuh cinta pada ikan, seperti juga si cantik Belle jatuh cinta pada singa. Bedanya, hingga mereka melakukan hubungan paling intim pun (taksekadar berciuman), si ikan tetaplah ikan, tidak berubah jadi manusia.Tentu saja, si ikan adalah makhluk apa adanya, bukan jelmaan manusia biasa yang dikutuk peri. Gadis itu bernama Elisa Esposito (Sally Hawkins).Ia cakap, tapi bisu. Tinggal di sebuah flat kusam milik seorang pengusaha bioskop kecil yang punya pelanggan hanya empat orang. Rutinitasnya setiap hari adalah bangun tidur, merebus telur, mandi sambil masturbasi, mengunjungi Giles (Richard Jenkis)--tetangga sebelahnya, dan sorenya berangkat kerja. Ya, tidak banyak yang menjadi temannya. Hanya dua orang. Giles, tetangga dan pelukis tua yang gay dan Zelda Fuller (Octavia Spencer), teman sekerjanya di Occam Aerospace Research Center, semacam lembaga ilmu pengetahuan. Hanya merekalah yang mengerti bahasa isyarat Elisa. Elisa

ULASAN FILM "BIRTH OF THE DRAGON"

Gambar
KUNGFU PROGRESIF VS KUNGFU KONSERVATIF Sumber: asianweekly.com Seorang Master Shaolin harus mengalami masa pengasingan diri karena melakukan tindakan tidak fair saat melakukan duel demonstrasi dengan seorang Master Tai Chi. Ia memilih Amerika, tepatnya San Fransisco, dan menjadi seorang tukang cuci piring (simbol dari upaya pencucian jiwanya yang kotor) di sebuah kafe. Setibanya di pelabuhan San Fransisco, ia dihampiri seorang pemuda Amerika yang menyambutnya dengan sangat takzim dan menyapanya dengan bahasa Mandarin yang ngawur. Kedatangan sang Master Shaolin ini membuat galau seorang jago kungfu muda asal Hongkong yang sangat ambisius yang telah lama tinggal di San Fransisco. Sang Master Kungfu curiga bahwa kedatangan sang Master Shaolin bertujuan mengingatkan dirinya bahwa kungfunya telah menyimpang, bahwa ia telah menyalahgunakan kungfu untuk tujuan "duniawi". Ia khawatir, keberadaan sang Master Shaolin akan menghancurkan ambisi yang selama ini dibangunnya: me

BELAJAR MENGGAMBAR (KEMBALI)

Gambar
Akhirnya, pada hari Sabtu tanggal 6 Januari 2018, saya bisa memulai kembali kegemaran saya dalam menggambar. Ya, kegemaran yang sirna sejak tahun 1997 alias 21 tahun yang lalu. Ada banyak sebabnya kenapa saya bisa memulainya kembali setelah sekian lama keinginan itu menyala-nyala dalam dada. Salah satu yang paling berpengaruh adalah pertemanan saya dengan seorang pelukis sketsa dari Yunani, Ekaterina Assemblage, via Instagram. Saya mencoba menjalin kontak, bahkan meminta salah satu gambarnya untuk saya jadikan sampul buku saya kelak (padahal, bukunya baru ada dalam pikiran). Dia menjawab dan mempersilakan. Lebih dari itu, dia meminta email saya untuk mengirimkan gambar yang saya inginkan dalam kapasitas yang lebih besar. Saya pun mendapatkan gambar itu. Sebuah sketsa berwarna yang menampilkan pemandangan kota di Eropa dengan sebuah tren  e sebagai central point (saya taksir Lisabon, Portugal). Gambar yang saya minta dari Ekaterina Sejak itu, saya selalu memberi tanda ❤ pada seti

KUNJUNGAN KE MUSEUM BENTENG HERITAGE, TANGERANG

Gambar
MUSEUM MUNGIL DI TENGAH PASAR Museum ini terletak di dalam pasar, tertutup terpal-terpal dan pelbagai barang. Namun, di sinilah tempat paling tepat bagi kita untuk mengetahui sejarah Kota Tangerang. Bangunan museum ini merupakan rumah milik sebuah kongsi (organisasi) Tionghoa yang berdiri sejak abad ke-17. Terdiri atas 3 lantai dengan nyaris seluruh material dan perabotannya masih asli (hanya beberapa ornamen saja yang merupakan tambahan). Setiap lantai terdiri atas dua ruangan, setiap ruangan terdiri atas beberapa bagian, dan dalam setiap bagian terdapat benda-benda peninggalan mereka, mulai dari sempoa, timbangan, buku, pakaian, alat musik, perlengkapan peribadatan, meja permainan mahyong, hingga alat pengisap candu. Prasasti Peresmian Museum Benteng Hertitage Meski terbilang kecil untuk gedung museum sejarah kota, alur sejarah keberadaan kaum Tionghoa Peranakan di Tangerang terbilang komprehensif. Masuk ke sini, Anda dikenakan biaya retribusinya Rp25.000 termasuk biaya gui

ULASAN FILM: A GHOST STORY (BEBERAPA SPOILER)

Gambar
Hantu yang Menakutkan Menyedihkan https://assets-a1.kompasiana.com Pada dasarnya, saya tidak alergi pada film bertema apa pun, asalkan penggarapannya apik dan menampilkan sekaligus menawarkan sesuatu yang baru, yang unik. Termasuk film tentang hantu. Film hantu amat identik dengan film horror, film yang menegangkan, bikin takut dan terkejut, tapi bikin ketagihan, “ngeri-ngeri sedap” dalam istilah kekinian. Film hantu seperti inilah yang tidak saya sukai, yang cuma mengeksplorasi rasa tegang dan ngeri tapi miskin refleksi. Di antara sekian amat banyaknya film hantu, saya gembira pernah ada film hantu yang lain dari yang lain. The Other (2001), judulnya. Nicole Kidman, bintangnya. Memang horror, penuh ketegangan, tapi sudut pandangnya amat berbeda. Kejutan yang muncul di bagian akhir cerita pun sungguh dahsyat, bikin saya berseru, "Kok bisa gitu, ya?". Sebelum The Other, ada film hantu yang sama sekali tidak menakutkan, romantis malah. Ghost (1990), judulnya.

RESENSI BUKU: DALAM DEKAPAN UKHUWAH

Gambar
DAKWAH MENDAYU-DAYU DAN PENUH BUMBU Sumber gambar: http://salimafillah.com/wp-content/uploads/2013/12/Dalam-Dekapan-Ukhuwah-500x500.jpg Sebuah kebahagiaan Saya bahagia membaca Dalam Dekapan Ukhuwah (DDU) karya Salim A. Fillah. Sudah lama saya merindukan sosok da’i yang gemar membaca tanpa membatasi bacaan. Terlebih lagi jika bacaan itu berupa karya sastra, buku-buku yang kerap dipandang dan diperlakukan hanya sebagai pengisi waktu luang. Takjarang dianggap takberguna karena berisi khayalan semata; fiktif [1] .             Melalui bacaan yang banyak dan beragam itu, Salim meracik pesan ukhuwah dengan banyak bahan dan bumbu. Ukhuwah , sebuah kata yang teramat klise, dielaborasi secara intens dengan berbagai kisah dan puisi. Kemudian, coba dikontekstualisasikan dengan situasi dan diri para pembaca, meski dalam ranah pemikiran ( fiqrah ) tertentu.             Seperti pendahulunya, Ust. Rahmat Abdullah dan Anis Matta, Salim tidak alergi terhadap buku-buku sastra, termasuk k