Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

ULASAN FILM: A GHOST STORY (BEBERAPA SPOILER)

Gambar
Hantu yang Menakutkan Menyedihkan https://assets-a1.kompasiana.com Pada dasarnya, saya tidak alergi pada film bertema apa pun, asalkan penggarapannya apik dan menampilkan sekaligus menawarkan sesuatu yang baru, yang unik. Termasuk film tentang hantu. Film hantu amat identik dengan film horror, film yang menegangkan, bikin takut dan terkejut, tapi bikin ketagihan, “ngeri-ngeri sedap” dalam istilah kekinian. Film hantu seperti inilah yang tidak saya sukai, yang cuma mengeksplorasi rasa tegang dan ngeri tapi miskin refleksi. Di antara sekian amat banyaknya film hantu, saya gembira pernah ada film hantu yang lain dari yang lain. The Other (2001), judulnya. Nicole Kidman, bintangnya. Memang horror, penuh ketegangan, tapi sudut pandangnya amat berbeda. Kejutan yang muncul di bagian akhir cerita pun sungguh dahsyat, bikin saya berseru, "Kok bisa gitu, ya?". Sebelum The Other, ada film hantu yang sama sekali tidak menakutkan, romantis malah. Ghost (1990), judulnya.

RESENSI BUKU: DALAM DEKAPAN UKHUWAH

Gambar
DAKWAH MENDAYU-DAYU DAN PENUH BUMBU Sumber gambar: http://salimafillah.com/wp-content/uploads/2013/12/Dalam-Dekapan-Ukhuwah-500x500.jpg Sebuah kebahagiaan Saya bahagia membaca Dalam Dekapan Ukhuwah (DDU) karya Salim A. Fillah. Sudah lama saya merindukan sosok da’i yang gemar membaca tanpa membatasi bacaan. Terlebih lagi jika bacaan itu berupa karya sastra, buku-buku yang kerap dipandang dan diperlakukan hanya sebagai pengisi waktu luang. Takjarang dianggap takberguna karena berisi khayalan semata; fiktif [1] .             Melalui bacaan yang banyak dan beragam itu, Salim meracik pesan ukhuwah dengan banyak bahan dan bumbu. Ukhuwah , sebuah kata yang teramat klise, dielaborasi secara intens dengan berbagai kisah dan puisi. Kemudian, coba dikontekstualisasikan dengan situasi dan diri para pembaca, meski dalam ranah pemikiran ( fiqrah ) tertentu.             Seperti pendahulunya, Ust. Rahmat Abdullah dan Anis Matta, Salim tidak alergi terhadap buku-buku sastra, termasuk k

PERJALANAN KE HONG KONG

Gambar
LUAR NEGERI Tak saya tutup-tutupi, hati saya girang bukan kepalang tatkala sebulan lalu mendapat undangan sebagai pengisi materi pelatihan menulis di acara Festival Sastra Migran VI FLP Hong Kong. Pergi ke negeri lain adalah satu di antara mimpi yang kerap hadir menghiasi tidur saya. Saya ingin berada di sebuah negeri yang cuacanya berbeda, tipografi alamnya berbeda, bangunan-bangunannya berbeda, jalanannya berbeda, kendaraannya berbeda, bahasa dan kebiasaan orang-orangnya berbeda, makanannya berbeda. Impian yang dirangsang oleh cerita nenek saya yang dulu saban tahun ke Hong Kong menemani majikannya, cerita teman-teman saya yang pernah ke Hong Kong, dari gambar di kartu pos, dari foto, dari film ber- setting  hongkong, juga dari ujaran-ujaran orang Sunda yang kerap menggunakan kata hongkong  sebagai plesetan dari  hor éng (gerangan): “Ti mana  hor éng ?” jadi “Ti mana hongkong?” (dari mana gerangan?). 19 November 2016 adalah hari yang saya nanti-nantikan. Selain untuk mengala

AURA JEIHAN

Gambar
Dalam buku ini, ada tulisan saya yang berjudul "Dimensi Profetik Sajak-Sajak Jeihan". Aura Jeihan  menghimpun 18 tulisan tentang sosok Jeihan dan karya-karyanya. Lahir di Boyolali, 26 September 1938, Jeihan Sukmantoro merupakan salah seorang pelukis papan atas Indonesia. Selain melukis, ia pun menyajak. Tahun 1970-an, bersama sejumlah sastrawan Jeihan memelopori Gerakan Puisi Mbeling di Bandung. Judul Buku:  Aura Jeihan Editor: Hikmat Gumelar & Atasi Amin Penulis: Abdul Hamid, Baban Banita, Bulky Rangga Permana, D Zamawi Imron, Dedi Setiawan, Djasepudin, Fadly Rahman, Fega Maria, Harri Pratama Aditya, Hikmat Gumelar, Muhamad Aji, Muhamad Heychael, Siti Munawarah, Teha Sugiyo, Teddi Muhtadin, Topik Mulyana, Trisna Gumilar, Wildan Nugraha Epilog: Ganjar Kurnia Penerbit: Jeihan Institute, Bandung Halaman: 205+xiii Cetakan: I, Februari 2010 http://titikluang.blogspot.co.id/2010/03/aura-jeihan.html?m=1

RESENSI PEREMPUAN UNGU DI KORAN SINDO

Gambar
Cinta dan Pencarian Diri Tanpa Henti Oleh Wildan Nugraha DATA BUKU Judul: Perempuan Ungu Karya: Topik Mulyana Terbit: 2017 Penerbit: Bitread Digital Book Tebal: 115 halaman Membaca cerpen-cerpen dalam kumpulan Perempuan Ungu karya Topik Mulyana, saya teringat gagasan sastra transendental dari almarhum Kuntowijoyo. Dalam gagasan tersebut, dunia yang hadir dalam sebuah karya adalah dunia yang sekaligus mengandung berlapis-lapis realitas, realitas keseharian maupun realitas transenden. Dalam realitas transenden atau realitas ruhaniahlah kita mendapatkan makna-makna. Ya, untuk sebuah sastra transendental yang terpenting ialah makna, bukan semata-mata bentuk; abstrak, bukan konkret; spiritual, bukan empiris; dan yang di dalam, bukan yang di permukaan. Seorang pengarang yang mengutamakan bentuk dan mengabaikan makna akan terperangkap kepada permainan dan rekaan yang kurang bermakna. Ia hanya akan menjadi pemuja bentuk dan lupa pada pesan moral dan spiritual yang merupakan k

RESENSI MELEPAS DAHAGA DENGAN CAWAN TUA DI KORAN GALAMEDIA

Gambar
Kisah-Kisah Sufisme Penyegar Jiwa http://adandosayang.blogspot.co.id/2011/10/kisah-kisah-sufisme-penyegar-jiwa.html?m=1 Buku : Melepas Dahaga dengan Cawan Tua : Hikmah-hikmah Islami Klasik untuk Generasi Modern Penulis : Topik Mulyana Penerbit : Grafindo Media Pratama, Juli 2011 Halaman : 224 halaman ISBN : 978-602-84-5855-4 Melepas Dahaga dengan Cawan Tua : Hikmah-hikmah Islami Klasik untuk Generasi Modern hadir ditengah keringnya jiwa manusia postmodernisme kini. Postmodernisme yang kaya akan unsur materialisme, hedonisme, dan kapitalisme seakan tersegarkan oleh kumpulan prosa karya Topik Mulyana ini. Penulis menawarkan 10 prosa sufisme yang mencerahkan dan sarat akan nilai-nilai agama. Dalam kisah “Tiga Pengendara Motor” kita diingatkan akan sebuah hadist Rasulullah. Pernah suatu masa ada 3 orang lelaki yang terperangkap dalam gua batu. Mereka berusaha mendorong batu penghadangnya namun tak mampu jua. Jalan terakhir, mereka memohon kepada Tuhan agar berkenan menyelamatkan.