ULASAN FILM "BIRTH OF THE DRAGON"

KUNGFU PROGRESIF VS KUNGFU KONSERVATIF

Sumber: asianweekly.com


Seorang Master Shaolin harus mengalami masa pengasingan diri karena melakukan tindakan tidak fair saat melakukan duel demonstrasi dengan seorang Master Tai Chi. Ia memilih Amerika, tepatnya San Fransisco, dan menjadi seorang tukang cuci piring (simbol dari upaya pencucian jiwanya yang kotor) di sebuah kafe. Setibanya di pelabuhan San Fransisco, ia dihampiri seorang pemuda Amerika yang menyambutnya dengan sangat takzim dan menyapanya dengan bahasa Mandarin yang ngawur.

Kedatangan sang Master Shaolin ini membuat galau seorang jago kungfu muda asal Hongkong yang sangat ambisius yang telah lama tinggal di San Fransisco. Sang Master Kungfu curiga bahwa kedatangan sang Master Shaolin bertujuan mengingatkan dirinya bahwa kungfunya telah menyimpang, bahwa ia telah menyalahgunakan kungfu untuk tujuan "duniawi". Ia khawatir, keberadaan sang Master Shaolin akan menghancurkan ambisi yang selama ini dibangunnya: memperkenalkan kungfu ke seantero dunia lewat perguruan yang didirikannya dan lewat film Hollywood yang sedang dibintanginya. Kekhawatiran itu pun mulai menguat dengan berpalingnya salah seorang muridnya yang ingin berguru pada sang Master Shaolin.

Steve McKee (Billy Magnussen), sang murid, rupanya telah jatuh hati pada sikap Wong Jack Man (Xia Yu), sang Master Shaolin, yang bersahaja, rendah hati, dan halus budi. Padahal, namanya sangat santer di kalangan peminat kungfu. Selain itu, melalui obrolan-obrolan dengannya, Master Wong memaknai Kung Fu sebagai ajaran hidup yang suci dan karenanya tidak boleh digunakan sembarangan. Hal ini bertolak belakang dengan yang selama ini diajarkan gurunya, Bruce Lee (Philip Ng), bahwa kungfu adalah alat beladiri dan untuk menjadi jagoan di jalanan. Bertolak belakang juga dalam hal sikap; Master Lee sangat keras, angkuh, dan ambisius. Ditambah lagi dengan komentar Master Lee yang mengatakan bahwa kungfu Wong Jack Man adalah kungfu kuno yang hanya hidup di biara-biara.

Percakapan kaya filosofi kungfu antara McKee dan Wong Jack Man
Sumber: mountainx.com

Dalam sebuah momen, dua jago kungfu ini berjumpa. Lee yang baru saja mempermalukan juara karate dunia, langsung menantang Wong, namun ditolak dengan halus. Kungfu bukan untuk dipamerkan, dalih sang Master Shaolin. Di hadapan penonton yang memenuhi GOR, Lee terus memprovokasi Wong dengan nada bicara angkuh dan mengejek, namun Wong tetap bergeming. Saat Wong beranjak meninggalkan ruang GOR, Lee lantang mengujarkan kata-katanya yang terkenal, "Aku adalah masa depan, kau adalah masa lalu."

Perseteruan dua jago kungfu ini tercium oleh Bibi Blossom (Jin Xing), pemilik restoran elite di Pecinan, kepala gangster, sekaligus bandar judi. Blossom memanfaatkan McKee yang jatuh cinta pada salah seorang pegawai (budak)nya, Xiulan (Jingjing Qu). McKee diminta agar kedua master itu bertarung dengan iming-iming Xiulan akan dibebaskan. Jika McKee gagal, Xiulan akan jadi budaknya selamanya dan tidak diperbolehkan lagi untuk ditemui.

Pertemuan McKee dengan Xiulan
Sumber: nextshark-vxdsockgvw3ki.stackpathdns.com

Akhirnya, atas permohonan McKee, Wong Jack Man bersedia bertarung dengan Bruce Lee dengan syarat dilakukan di tempat sepi dan hanya boleh dihadiri sepuluh orang. Maka, pertarungan legendaris itu pun terjadi. Jago kungfu yang dilandasi kebesaran ambisi melawan jago kungfu yang setia pada tradisi. Kungfu progresif versus kungfu konservatif. Di sebuah gudang kosong di pelabuhan San Fransisco, dengan disaksikan McKee, Bibi Blossom berikut orang kepercayaannya, dan para penjudi kelas kakap, dua master itu bertarung. Sebelum pertarungan dimulai, Master Wong mengajukan sekian aturan dalam bertarung. Namun, Master Lee dengan angkuh menampiknya, "Tak ada aturan antara seorang biksu dan seekor naga," sembari melepas dan melemparkan bajunya.

Pada adegan berikutnya, dimanjakanlah mata penonton dengan aksi memukau keduanya. Hebatnya lagi, adegan pertarungan ini tidak dibumbui efek-efek khusus seperti film-film kungfu jadul: terbang, melompat dengan sangat tinggi, jumpalitan di udara, dan sebagainya. Pada pertarungan ini pulalah tabiat kedua master ini benar-benar terakspresikan. Master Lee dominan dalam menyerang, bertenaga, disertai teriakan-teriakan melengking mirip kera, sementara Master Wong lebih sering melakukan aksi menghindar, dengan gerakan-gerakan lincah nan elegan, dan tanpa teriakan-teriakan. Jubah kuningnya bergelebat-gelebat mengikuti gerak anggun dan cepat tubuhnya.

Pertarungan sang Biksu dengan sang Naga
Sumber: images.moviepilot.com

Bagi para penggemar Bruce Lee, sudah pasti film biografi layar lebar sang naga ini amat dinanti dan memuaskan dahaga setelah "berpuasa" selama hampir 25 tahun. Pasalnya, film serupa, Dragon: The Bruce Lee Story, diproduksi tahun 1994 (tokoh Bruce Lee diperankan Jason Scott Lee). Ditambah pula dalam masa itu, sosok Bruce Lee seolah tenggelam oleh gurunya sendiri, Master Ip Man, yang filmnya diproduksi dengan cukup melimpah dan dalam berbagai versi (yang terkenal adalah trilogi Ip Man yang diperankan Donnie Yen). Sebetulnya, ada dua film biografi Bruce Lee setelah Dragon, namun berupa film dokumenter, yakni Bruce Lee: a Warrior's Journey, garapan John Little pada tahun 2000 dan film serial TV The Legend of Bruce Lee pada tahun 2008 (dengan Danny Chan sebagai pemeran Bruce Lee).

Berbeda dengan film tahun 1994 yang mengisahkan alur hidup Bruce Lee  cukup menyeluruh, film The Birth of the Dragon hanya fokus pada satu momen dalam hidup sang penemu aliran kungfu Jeet Kune Do ini, yakni pertarungannya dengan Wong Jack Man. Inilah salah satu momen terpenting dalam hidup Bruce Lee yang melahirkan julukan "sang Naga" bagi dirinya. Pertarungan ini pula yang mengubah Bruce Lee yang terlalu sombong dan ambisius menjadi Bruce Lee yang lebih rendah hati dan peduli pada derita orang lain, tanpa kehilangan gaya bertarungnya.

Nah, adegan pertarungan kedua master seperti yang saya deskripsikan di atas bukanlah akhir dari cerita film ini (dan percayalah, deskripsi saya itu jauh lebih miskin dari adegan pertarungan yang tertayang pada layar film, he he). Alkisah, pertarungan berhenti tanpa diketahui siapa pemenangnya. Dengan nada jengkel, Bibi Blossom bertanya siapa pemenangnya. Keduanya tak menjawab. Sang Bibi gangster ini beranjak dengan membawa amarah karena tidak jadi menggondol keuntungan besar sebagai bandar taruhan. Dia pun kembali mengancam McKee agar bertanya kepada kedua master itu tentang siapa pemenangnya. Jika tidak, Xiulan akan dijual sebagai pelacur ke salah satu rumah bordil. Meski yang bertanya sang murid (dan mantan murid), keduanya pun masih tak bersedia menjawab. Demi cinta, McKee nekad mendatangi kediaman Bibi Blossom sendirian. Nyawa pun jadi taruhan. Untunglah Vinnie Wei (Simon Yin), teman seperguruan dengan Master Lee, membertahukan hal ini kepada Bruce Lee. Sang Naga pun menyambangi kafe tempat sang Biksu bekerja. Ia mengajaknya untuk melupakan perseteruan dan bersama menolong sang murid yang tengah dalam bahaya.

Maka, kedua master kungfu yang tadinya berseteru ini kemudian berkolaborasi melawan kawanan gangster untuk menolong sang murid (akhirnya, Bruce Lee mengaku McKee sebagai muridnya kembali). Apa yang terjadi? Wokeh, selamat menonton.

#Brucelee #birthofthedragon #wongjackman #filmkungfu #filmbrucelee #philipng

Kaos cenderamata dari Hongkong
Sumber: foto pribadi





Komentar

Postingan populer dari blog ini

ULASAN FILM "THE SHAPE OF WATER"

RESENSI BUKU: DALAM DEKAPAN UKHUWAH

RESENSI MELEPAS DAHAGA DENGAN CAWAN TUA DI KORAN GALAMEDIA